Masuk UGM adalah cita cita saya sejak masuk SMA. Saya masuk SMA karena saya ingin melanjutkan kuliah, terutama keinginan saya kuliah di UGM. Sehingga tak heran, jika waktu dinyatakan di terima saya langsung sujud syukur. Alhamdulillah.. usaha dan doa yang saya haturkan kepada Allah, akhirnya diterima setelah beberapa kali ditolak UGM.
Pertama masuk UGM, diawali dengan kegiatan pengenalan ugm bagi mahasiswa baru yang bernama PPSMB (Pelatihan Pembelajaran Sukses Mahasiswa Baru). Disini mahasiwa baru dituntut untuk wajib mengikuti acara ini selama 6 hari. Saat hari pertama, saya berfikir PPSMB itu seperti ospek yang keras keras, bermain fisik, namun ternyata malah sebaliknya, PPSMB itu menerapkan cara berfikir bukan dengan fisik. Disinilah saya pertama kali bertemu dan berkenalan dengan teman teman baru dari seluruh Indonesia yang sama sama bertujuan untuk kuliah menimba ilmu di Universitas Gadjah Mada. Hal yang tak saya lupakan adalah ketika penutupan PPSMB yaitu 9.000 mahasiswa membuat formasi sebanyak 5 formasi. Ini adalah peran luar biasa dari panitia PPSMB.
Setelah PPSMB selama 1 minggu, akhirnya minggu berikutnya adalah kuliah perdana bertemu dengan teman satu jurusan. Saya masuk jurusan Teknik Pertanian dari Fakultas Teknologi Pertanian. Di FTP tidak ada lagi ospek jurusan, beda seperti jurusan lain yang mengadakan ospek jurusan sehingga kami langsung melakukan perkuliahan rutin. Tak perlu banyak waktu, kami langsung akrab dengan temen jurusan. Dari jurusan kami, kebanyakan adalah dari jawa, jadi setiap hari kami selalu bicara berbahasa jawa, sehingga mahasiswa yang dari suku jawa harus menyesuaikan diri hingga dia harus belajar bahasa jawa.
Sebagai orang yang merantau, tentunya tidak punya tempat tinggal di Jogja, sehingga mahasiswa harus memilih beberapa cara untuk mencari tempat tinggal diantaranya kos, kontrakan, asrama, pesantren, takmir masjid, dan kalau ada saudara bisa tinggal disana. Namun kebanyakan mahasiwa memilih kos, karena mereka dengan kos dapat leluasa kemana saja dan tanpa ada jam malam. Sehingga jika mau keluar malem dapat dengan mudahnya. Namun, kos adalah tempat yang cukup rawan bagi mahasiswa baru karena anak kos akan bebas tanpa ada yang mengaturnya. Mahasiswa yang tidak bisa mengontrol, maka akan bisa terjerumus kepada teman temannya. Ditambah lingkungan jogja yang cukup leluasa untuk bermaksiat. Oleh sebab itu, mahasiswa harus pintar pintar memilih teman karena teman dapat membawa dalam hal-hal baik dan juga bisa menjerumuskan ke hal-hal buruk.
Menjadi anak rantau, tentu hidupnya jauh dengan orang tua dan saudara-saudaranya di daerah asalnya. Tentunya kita harus mengatur sendiri kegiatan kita di tanah rantau. Yang dulu masih diatur orang tua, sekarang harus mandiri tanpa campur tangan orang tua. Yang dulu kalau makan sudah disediakan, sekarang harus bergerak dulu jika mau makan. Yang dulu minum sudah ada di meja, sekarang harus berusaha dulu untuk dapat minum. Kehidupan berubah drastis bagi mahasiswa baru, terutama anak perantauan. Sehingga tak jarang mahasiswa terkena penyakit “homesick”, yaitu rindu dengan keadaan di keluarga dan di daerahnya”. Tak jarang yang menangis sendiri di kamar, rindu dengan orang tua. Apalagi anak rantau dari luar jawa, tentunya homesick akan dialami karena mungkin pulang hanya setelah libur semester tiba. Maka satu hal yang harus dilakukan mahasiswa baru adalah menyibukkan diri dengan kegiatan, sehingga homesick tidak terlalu berlarut larut.
Mahasiswa baru tentu akan menjadi target adanya open recrutmen organisasi, baik dalam kampus maupun luar kamus, baik tingkat jurusan, fakultas, atau universitas, baik bidang social maupun keagamaan semua tersedia di Jogja ini. Sehingga kami bingung mau memilih dan mendaftar ke organisai mana, dimana mahasiswa dituntut untuk bisa berorganisasi dengan baik sebagai penunjang awal kehidupan sebenarnya nantinya setelah lulus dan terjun di masyarakat. Mahasiswa harus benar benar jeli memilih organisasi karena banyak organisasi yang belum tentu kebermanfaatan untuk individu dan masyarakat. Maka minggu minggu awal ini, kami sering disibukkan oleh jadwal wawancara open recruitmen organisasi. Dengan mengikuti berbagai organisasi tentunya mahasiswa akan mempunya grub organisai yang biasa menggunakan via line dan WA untuk mempermudah berkomunikasi antar anggota organisasi. Maka tak jarang line akan terus ramai karena grub organisasi yang cukup banyak. Hingga hp saya sering error karena banyak notif yang muncul.
Tantangan saya mahasiswa baru pun teruji ketika mereka mulai dipenuhi oleh tugas dan laporan praktikum yang numpuk, ditambah kewajiban kontribusi saya di dalam berbagai organisasi. Tentunya sebagai maba membutuhkan pengaturan jadwal kegiatan sendiri antara perkuliahan dengan organisasi. Ditambah dengan hobi saya yang bermain game membuat sering terjadi masalah dalam perkuliahan saya terutama saat tiba tiba dosen memberikan kuis secara tiba tiba dan saya tak belajar sama sekali membuat tekanan darah meningkat seketika. Minggu minggu awal adalah langkah adaptasi mahasiswa baru sehingga saya sempat jatuh sakit karena beban perkuliahan yang belum pernah saya alami ditambah homesick yang terus melanda membuat badan saya drop seketika.
UGM adalah Universitas terbaik di Yogyakarta, bahkan juga di Indonesia. UGM mempunyai gedung yang cukup sangat megah yaitu Gedung Balairung atau Direktorat. Gedung ini tempat rektor dan para jajarannya berkerja. Gedung ini biasanya dipakai mahasiswa untuk foto angkatan, jurusan, fakultas, dan lain lain. Hingga tak banyak dari mahasiswa baru masa kini, diawal awal perkuliahan mereka menyempatkan untuk mejelajahi UGM yang sangat luas, terutama di Balairung ini. Tempat ini adalah gedung yang paling mewah diantara gedung UGM yang lain sehingga tak jarang setiap sore banyak mahasiswa yang datang ke balairung untuk berfoto ria di sana.
Selain Balairung, adalagi yang sering di datangi mahasiswa, yaitu GSP (Gedung Saba Pramana). Tempat ini adalah, tempat pertama kali mahasiswa baru memulai kegiatan PPSMB dan juga mengakhiri PPSMB dengan formasi di lapangan GSP. Gedung ini berbentuk seperti joglo. sehingga sering dijadikan ikon dari Universitas Gadjah Mada. GSP merupakan tempat yang cocok untuk berkumpul mahasiswa, sehingga tak jarang sampai malam GSP selalu ramai oleh perkumpulan mahasiswa baik GSP sayap barat, timur, selatan, dan utara selalu ramai dengan mahasiswa yang sedang berkumpul melakukan berbagai kegiatan.
Selain bangunan yang megah dan menarik, ada tempat yang sangat sering dijumpai oleh mahasiswa jogja, yaitu burjonan. Burjonan adalah warung makan yang konon katanya, penjualnya pasti dari Sunda. Entah itu benar atau tidak, namun kami belum pernah menjumpai burjonan dengan penjualnya bukan orang sunda. Sebagai mahasiswa baru tentunya burjo adalah tempat yang sering didatangi, terutama saat malam karena hanya warung burjo lah yang buka. Warung burjo punya ciri khas yaitu, cat temboknya berwarna merah, hijau, dan kuning. Di burjo dapat memilih berbagai menu makanan, yaitu nasi goreng, indomi goreng, indomi rebus, nasi telur, omlet, nasi sarden, dan yang berciri khas adalah menu magelangan. Karena heran, kami mencoba memesan magelangan dan ternyata magelangan itu adalah perpaduan nasi goreng dan mie goreng hingga jadilah magelangan. Entah itu asalnya dari magelang atau mana, yang penting bagi kami menu magelangan adalah menu favorit.
Ada juga tempat makan yang khas dari Jogja, yaitu angkringan. Angkringan hanya dapat dijumpai ketika waktu malam tiba sekitar maghrib sampai jam 11 malam. Penjual selalu memasang tenda besi di sekitar pinggir jalan yang ramai, contohnya jalan persatuan (Sepanjang jalan barat Balairung). Jika kalian melewati jalan itu saat sore hari, maka akan melihat para penjual angkringan sedang melakukan pemasangan tenda besi. Disana juga dijual berbagai macam menu makanan, nasi goreng, mie ayam, sampai sate tersedia disana. Sehingga tak jarang jalan tersebut menjadi ramai dan terjadi kemacetan.
Tempat rekreasi pun sangat banyak di Jogja. Kata teman saya yang asli jogja, bahwa Jogja itu punya tempat rekreasi yang lengkap. Dimulai dari Merapi, Pegunungan, Air Terjun, Taman bermain, tempat belanja yaitu Malioboro dan Bringharjo, sampai pantai selatan yang banyak sekali dari pasir hitam sampai pasir putih semua tersedia di Jogj, misalnya pantai yang terkenal adalah Pantai Parangtritis, Kukup, Baron, dan Indrayanti. Sehingga mahasiswa baru tak jarang yang pergi ke berbagai tempat pariwisata yang ada di Jogja ini.
Namun, juga sebagai mahasiswa tentunya tujuan dari datang ke Jogja bukan untuk bertamasya namun menuntut ilmu, sehingga jangan berfoya foya menghabiskan uang dan waktu untuk mengunjungi ke tempat tempat rekreasi.
Hidup Mahasiswa Gadjah Mada !!! Hidup Mahasiswa Indonesia !!!
Leave a Reply